Minggu, 17 Agustus 2008

Merah Putih Teruslah Kau Berkibar



FOTO : SINDO/TRITUS JULAN
Caption : MERAH PUTIH : Imam dengan bendera merah putih raksasa yang ia terbangkan dalam rangka menyambut hari kemerdekaan RI kemarin.

Satu Jam Kibarkan Merah Putih Di Udara
MOJOKERTO (SINDO) – Jatuhnya hari kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus diperingati dengan berbagai macam kegiatan oleh masyarakat. Salah satunya yang dilakukan Imam Muhni ini. Pria 48 tahun itu memilih untuk mengobarkan bendera selama satu jam dengan menggunakan paramotor miliknya kemarin.
Sekitar pukul 08.00, warga Desa Awang-Awang Kecamatan Mojosari ini sudah tampak sibuk menyiapkan mesin terbang miliknya di lapangan Desa Lebaksono Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto. Dengan dibantu tiga temannya, pria yang memang penghobi olah raga udara ini mencoba melakukan atraksi pertama kali, mengudara bersama bendera merah putih dengan ukuran raksasa.
Rupanya, keinginan untuk mengibarkan bendera berukuran 4 X 4,5 meter itu tak gampang diwujudkan. Sekitar dua jam, berkali-kali ia mengalami kegagalan take off. Terhitung puluhan kali ia gagal menerbangkan bendera dan mesin paramotor seberat sekitar 30 kilogram itu. Minimnya angin di lokasi itu, membuat pria ini kecapaian untuk memulai mengudara. ’’Arah angin berubah-ubah. Jadi, kami kesulitan untuk memulai penerbangan sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Padahal saya ingin saat usai upacara bendera di Lapangan Kemloko selesai, saya bosa mendarat disana,’’ keluh Imam disela-sela kesibukannya menerbangkan paramotor miliknya.
Puluhan kali gagal terbang, tak membuatnya patah arang. Ia terus mencoba mencari lokasi yang memungkinkan untuk kembali melakukan penerbangan. Berpindah sekitar 400 meter arah timur lapangan, Imam kembali mencoba mengudara. Kali ini, penerbangan pertamanya gagal. Namun di penerbangan berikutnya, ia berhasil mengudara, meski hembusan angin memang tak bersahabat siang itu. ’’Anginnya tak merata. Berkali-kali saya hampir turun karena minimnya angin,’’ katanya.
Berhasil menerbangkan paramotor seharga Rp60 juta itu, Imam terus mengudara mengelilingi Mojosasri selama satu jam. Penerbangan yang didedikasikan untuk menyambut datangnya hari kemerdekaan RI itu ia akhiri di eks Pabrik Baja yang berdekatan dengan lapangan Kemloko, tempat upacara bendera digelar. Beberapa menit sebelum mendarat, ia juga sempat mengalami kendala. Payung paramotornya sempat melipat akibat turbulence. ’’Beruntung saya bisa mendarat dnegan baik,’’ ujarnya lega.
Aksi ‘aneh’ Imam ini kontan saja membuat sejumlah warga penasaran. Pendaratan Imam dilapangan bekas pabrik itupun disambut ratusan warga. Juga pengendara yang kebetulan lewat.
Imam menuturkan, sudah lama ia memang berkeinginan melakukan penerbangan dengan membawa bendera merah putih. Kemarinlah saat yang tepat untuk mewujudkan keinginannya itu. Bahkan, sejumlah persiapan telah ia lakukan sebelumnya. Selain menjahit bendera yang berukuran besar itu, ia juga telah mempersiapkan kondisi fisiknya. ’’Selama hampir sebulan, saya selalu berolah raga, agar tak gagal menerbangkan bendera merah putih ini. Beberapa kali saya juga melakukan pengecekan mesin,’’ tukas pria yang mengaku telah memiliki jam terbang sekitar 300 jam itu.
Dia juga sempat mengaku kesulitan membawa bendera seberat sekitar 7 kilogram dengan alat pemberatnya itu. Menurut dia, kesibukannya untuk menurunkan bendera di udara, membuat laju paramotornya tak stabil. ’’Memang benderanya berat. Apalagi saat dijatuhkan, sempat tidak berkibar penuh. Beruntung, angin bisa membuat bendera itu berkibar penuh,’’ tandasnya.
Ia berencana, tahun depan, aksi ini akan kembali ia lakukan. Selain sebagai bentuk kecintaannya kepada negaranya, juga sebagai pelampiasan kegembiraannya menyambut hari kemerdekaan. ’’Tahun depan, saya ingin mengajak teman-teman yang lain. Semoga mereka mau mengibarkan merah putih bersama-sama,’’ harapnya. (tritus julan)

0 komentar: