Rabu, 05 Desember 2007

Wartawan Geger Dengan Oknum Polwan

Wartawan Geger Dengan Oknum Polwan
JOMBANG (SINDO) – Aksi tegang mewarnai razia gambar porno dan narkoba di sejumlah SMA di Kab Jombang kemarin. Pasalnya, salah satu oknum polwan (polisi wanita) dari jajaran Polres setempat berusaha menghalang-halangi wartawan yang ingin mengabadikan gambar razia ini.
Aksi tegang wartawan dan salah satu polwan, Es, terjadi saat razia pelajar digelar di SMA Negeri Bandar Kedungmulyo. Es yang mengetahui wartawan hendak memasuki ruangan kelas siswa, langsung mengusir sejumlah wartawan elektronik dan cetak dengan alasan tak diijinkan pimpinannya.
Merasa haknya untuk menyampaikan informasi publik dihalangi, sejumlah wartawan melawan dengan tetap mengambil gambar siswa yang sedang dirazia oleh Es.
Perlawanan wartawan diimbuhi perlawanan pula oleh Es. Bahkan, ia sempat menutup kamera video wartawan JTV, Syaiful, dengan tangannya. Tak hanya itu, polwan ini lantas mendorongnya untuk menjauhi ruang kelas itu.
''Jangan ambil gambar. Ini perintah dari Waka Polres,'' bentak Es dengan nada tinggi dan berkali-kali.
Alasan wartawanpun tak diindahkan Es, dan ia tetap saja menutup pintu kelas dan kembali memperingatkan wartawan yang akan mengambil gambar.
Tak terima dengan perlakuan kasar Es, salah satu wartawan mencoba menghubungi Waka Polres Jombang, Rosa Tamasetyawati. Namun, wartawan kembali tetap dilarang untuk mengambil gambar dari dalam kelas siswa dengan alasan yang tak jelas.
Kendati demikian, sejumlah wartawan ini tetap mengambil gambar razia dari luar kelas untuk mengetahui proses pemeriksaan siswa yang dilakukan ES.
Ketua Badan Narkotika Kota (BNK) Jombang, Ali Fikri mengatakan, pelarangan pengambilan gambar ke kelas siswa ini sengaja diberlakukan dengan alasan razia kali ini merupakan bentuk pembinaan. Menurutnya, pihaknya mempertimbangkan jika ada siswa yang kedapatan menyimpan benda-benda terlarang dan terekam oleh kamera wartawan. ''Sebenarnya boleh saja. Tapi kita memang meminta kepada wartawan untuk mengambil dari luar kelas saja. Kalau dari dalam, kasihan siswa yang kedapatan membawa barang barang terlarang,'' kata Fikri, yang menjadi pelopor razia pelajar kali ini.
Tak hanya barang-barang terlarang seperti file porno dan narkoba, ia juga mengaku melindungi bawaan siswa yang bukan seharusnya saat sekolah. ''Kalau yang dibawa sekedar nasi dan terekam oleh kamera wartawan, kasihan siswanya, pasti malu,'' terangnya.
Sementara dalam razia yang melibatkan polisi, satpol PP, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan BNK itu, petugas mendapati tiga siswa yang menyimpan gambar kartun porno di hand phone (HP) mereka.
''Hasil sementara, 12 tim yang kami sebar ke semua SMA, hanya mendapati tiga HP yang menyimpan gambar porno. Itupun hanya gambar kartun,'' terang Ali Fikri, Wakil Bupati Jombang yang juga sebagai ketua BNK Jombang kemarin.
Ia tak menyebut dari mana asal tiga gambar kartun porno itu diperoleh petugas. Hanya saja, atas temuan itu, ia mengaku khawatir jika sejumlah siswa SMA telah terkontaminasi dengan file-file porno di HP mereka itu. ''Laporan dari tim, hanya menyebut HP siswa. Sementara lebih jelasnya dari mana HP itu didapat, saya belum mendapat laporan,'' kata Fikri.
Dikatakan dia, razia ini sengaja digelar karena info dari masyarakat yang menyebut jika peredaran vidoe porno dan narkoba di lingkungan sekolah telah marak terjadi. Selian itu, informasi maraknya peredaran narkoba di kalangan pelajar juga didapat olehnya.
''Informasi itu kita tindaklanjuti dengan razia kali ini. Kami tak ingin pelajar di Jombang terpengaruh dengan file-file porno di HP mereka,'' tandas politisi PAN itu.
Selain itu lanjut Fikri, razia ini juga dilakukan untuk mengurangi peredaran narkoba ditingkat pelajar. Dari data yang ia dapat, tingginya angka penderita HIV/AIDS banyak disebabkan oleh dua hal tersebut. ''Target kami, agar pelajar tak mudah melakukan hubungan seks diluar nikah dan menggunakan narkoba. Karena dari dua perilaku inilah kerap kali HIV/AIDS ditularkan,'' terangnya.
Terhadap tiga siswa yang kedapatan menyimpan gambar porno itu, Fikri mengaku tak akan memberikan sanksi kepada mereka. Hanya saja, ia meminta kepada pihak sekolah masing-masing untuk melakukan pembinaan lebih lanjut. ''Tidak ada sanksi. Kami hanya meminta kepada sejumlah kepala sekolah untuk memberikan pembinaan kepada siswanya yang kedapatan menyimpan file porno maupun narkoba. Sifat razia ini hanya pembinaan,'' tuturnya. (tritus julan)

0 komentar: