Senin, 19 November 2007

Hadiah Bagi Cacat Veteran (CAVET) di Kab Jombang



FOTO : SINDO/TRITUS JULAN
RUMAH IDAMAN : Genik yang masih setia menghuni rumahnya, meski tak ada barang berharga didalamnya.

Hadiah Bagi Cacat Veteran (CAVET) di Kab Jombang
Santunan 50 kg Gula dan Mie 5 Dus Untuk 38 KK


Kebahagian di hari kemerdekaan ini ternyata tak begitu dirasakan sejumah cavet dan keluarganya. Momen yang tak lpas dari perjuangan cavet ini, mereka seakan tak mendapatkan penghargaan


Seperti tahun lalu, peringatan hari kemerdekaan RI ke 62 tahun ini tak begitu memberi 'kebahagiaan' bari 38 kepala keluarga (KK) cacat veteran di Kab Jombang. Thun ini, 38 KK pejuang yang menyandang cacat akibat berperang itu hanya mendapatkan 50 kg gula pasair dan 5 kardus mie instan yang harus mereka bagi rata. Meski ada tambahan hadiah dari Dinas Sosisal setempat berupa 5 pasang seragam sekolah SD, namun para keluarga mengaku tak semuanya membutuhkan bantuan itu. Bahkan mereka mengaku jika bantuan tersebut salah sasaran.
Ganik Khasanah, salah satu janda veteran Seger Payadi menuturkan, ia dan 37 KK anggota keluarga cavet lainnya masih bingung dengan bantuan yang diberikan Dinas Sosial tersebut. Pasalnya, wanita usia 59 tahun ini, jumlahnyua susah untuk dibagi. ''Gula 50 kg dan mie instan lima kadus untuk 38 KK kan sulit membaginya secara adil,'' tutur Genik.
Karena itu bantuan tersebut masih berada di ketua RT dan tak tahu kapan dibagikan. Apalagi, untuk bantuan berupa baju sekolah SD yang berjumlah hanya lima potong. ''baju itu nantinya diberikan kepada siapa saya juga tak tahu. Kalau dibilang butuh, rata-rata kami butuh. Tapi dengan jumlahnya yang hanya lima potong, nanti akan bikin iri yang lainnya,'' ungkapnya meski ia mengaku tak mempunyai cucu SD yang butuh bantuan seragam tersebut.
Meski bantuan yang diberikan kepada warga komplek perumahan cavet ini tergolong kecil, namun semangat untuk memeriahkan kemerdekaan kali ini tetap nampak. Dari pantauan SINDOkemarin, satu panggung hiburan kecil telah disiapkan ditengah-tengah jaan kecil perumahan tersebut.
''Seperti biasanya, kami mengadakan panggung kecil-kecilan. Lomba-lomba untuk anak-anak dan dewasa juga kami gelar. Namun dengan sederhana pula, karena dari sisi ekonomi, kami ini hidup seadanya,'' kata janda yang suaminya cacat mata karena tertembak dan telah meninggal 25 tahun silam itu.
Perayaan HUT RI kali ini menurut Genik, agak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Jika tahun lalu panggung kecil ini diisi para cavet yang masih hidup, tahun ini tak ada lagi. Ini karena kondisi para cavet yang seudah semakin tua, apalagi dengan kondisi yang cacat. ''Hanya tinggal enam orang yang masih hidup. Itupun kesemuanya tak tinggal diingkungan perumahan. Tahun ini, tak ada satupun cavet yang bisa diundang untuk menceritakan bagaimana mereka berjuang saat masa penjajahan dulu,'' kenang Genik.
Diceritakan dia, sehari-hari ia hanya ditemani satu putranya di perumahan yang dibangun tahun 1982 oleh Yayasan Dharmais itu. Untuk kebutuhan sehari-harinya, ia harus mengatur agar uang pensiun yang ia terima, cukup untuk memenuhi kebutuhan selama sebulan. ''Ya dicukup-cukupkan. Saya hanya menerima uang pensiunan suami saya sebesar Rp 600 ribu per bulan,'' ungkap Genik yang kondisi rumah tipe 36 miliknya tanpa ada tempat tidur yang layak itu.
Dengan uang pensiunan yang ia terima sebesar itu, Genik masih mengaku bersyukur, meski menurutnya hanya cukup untuk makan, bukan untuk membeli peralatan lainnya.
Hanya saja, ia berharap agar pemerintah memberikan prioritas bagi keluarga cavet untuk dijadikan pegawai negeri sipil (PNS), agar kelangsungan hidup keluarga cavet lebih terjamin. ''Kalau bisa anak ataupun cucu kami diberi tempat utuk jadi PNS. Karena bagaimanapun, para veteran adalah salah satu pejuang yang mampu membuat kita merdeka seperti saat ini,'' harapnya. (tritus julan)

0 komentar: