FOTO : SINDO/TRITUS JULAN
TERJUN BEBAS : Petani semangka di Kec Megaluh Kab Jombang mengeluhkan murahnya harga semangka yang mereka tanam.
MENENGOK NASIB PETANI SEMANGKA DI JOMBANG
Malas Panen, Harga Jatuh Hingga Rp 250 Per Kilogram
Nasib petani semangka di Kec Megaluh Kab Jombang ternyata tak sesegar buah yang mereka tanam. Sebulan ini, harga semangka yang mereka tanah terjun bebas
Memasuki Kecamatan Megaluh, tepatnya di Desa Balongsari, mata kita akan disuguhi pemandangan buah semangka yang tergeletak disepanjang jalan yang diapit persawahan itu. Tak jarang pula tatapan kita akan tertuju pada sungai ditepi jalan yang juga dipenuhi buah semangka yang sengaja dibuang oleh pemiliknya itu.
Diareal persawahan, nampak pula jutaan bola semangka yang dibiarkan begitu saja oleh pemiliknya. Hingga beberapa buah semangka ini banyak yang sudah mulai membusuk, dan mulai menimbulkan bau yang tak sedap.
Usut punya usut, ternyata sejumlah petani semangka di Kec Megaluh putus asa dengan anjloknya harga semangka yang mendera mereka. Para petani ini malas mengangkut buah semangka dari ladangnya meski buah berbentuk seperto bola basket itu sudah bisa dipanen. Begitu juga banyaknya buah semangka yang ada di aliran sungai, ini sengaja dilakukan petani yang enggan membawa pulang hasil panen mereka. Meskipun sebagian dari buah yang dibuang ini memang tak layak untuk dijual dipasaran.
Supriono, petani semangka asal Desa Balongsari ini mengaku kebingungan dengan turunnya harga semangka di tingkatan tengkulan. Ia pun heran, meski harga jual semangka di sawah telah 'terjun bebas', namun harga jual buah berkulit hijau ini masih laku mahal dipasaran umum.
''Nggak tahu apa sebabnya. Padahal saat kami mengecek harga semangka jenis Thailand yang kami tanam, harganya masih Rp 3-4 ribu per kilogramnya,'' ungkap Supri.
Ia sendiri tak habis pikir selisih antara harga jual di sawah dan di pasaran. Ia curiga, jika anjloknya harga semangka ini dipicu ulah tengkulak yang biasa mengambil semangka petani langsung dari ladang itu. ''Jangan-jangan kami sengaja dipermainkan tengkulak. Padahal harga semangka dipasaran masih tinggi,'' katanya memelas.
Dikatakan pria berumur 55 tahun itu, kini ia hanya bisa menikmati harga semangka Rp250 per kilogram dari tengkulak. Sebulan lalu, harga semangka Rp800 per kilogram terus melorot hingga titik terendah. ''Belum pernah kami mengalami harga semangka semurah ini. Mulai sebulan lalu, dari harga Rp800 terus melorot hingga Rp250,'' akunya.
Dituturkan pria tiga anak ini, untuk mendapatkan harga Rp250, ia harus ekstra memilih pembeli. Menurut dia, banyak tengkulak yang menawar harga semangkanya tersebut dibawah Rp250. ''Lihat saja, padahal semangka kami berkualitas bagus. Ada yang satu biji beratnya 7 kg,'' katanya mengunggulkan tanamannya tersebut.
Supri mengaku, jika dengan harga jual sebesar itu, dirinya akan mengalami banyak kerugian. Ia mengeluh, selama ini ia menggunakan pupuk yang harganya relatif mahal. Ini nkarena ia ingin buah semangka yang ditanamnya tersebut berkualitas bagus. Belum lagi lanjut Supri, ia harus mengeluarkan sejumlah uang untuk membeli air yang dipompa dari sawah. ''Kami belum membayar sewa lahan yang biasa kami bayar setelah panen. Dibayar pakai apa, wong untuk biaya merawat pasca panen saja nggak ada,'' keluhnya didampingi istrinya yang ikut menjaga tanaman semangka mereka.
Senanda dengan Supri, Kartono yang juga mengaku memiliki sekitar 1 hektare tanaman semangka ini terus mengeluh dengan turunnya harga semangka ditingkatan petani itu. Ia hanya bisa menyiapkan strategi agar tak terus merugi jika menjual semangka di tengkulak. ''Caranya, kami menggelar dagangan dipinggir jalan. Jika yang membeli semangka selain tengkulak, harganya bisa naik sampai Rp500 per kilogram. Harga itupun masih jauh lebih murah dibanding harga pasaran,'' kata Kartono.
Dikatakan, tak hanya petani semangka saja yang saat ini kebingungan. Petani Blewah dan Timun Emas didaerahnya juga mengalami nasib serupa dengannya. Harga buah yang sama-sama berkadar air tinggi tersebut juga mengalami penurunan yang drastis. ''Kalau tak percaya, beli saja Rp5000. Pasti diberi sekarung,'' katanya dengan nada bercanda tapi seru. (tritus julan)
0 komentar:
Posting Komentar