Rabu, 14 Mei 2008

Suyanto Depak Ali Fikri


Suyanto Depak Ali Fikri

Wednesday, 14 May 2008

JOMBANG (SINDO) – Jurus politik Bupati Jombang Suyanto mengejutkan. Dia mendepak Wabup Ali Fikri dengan memilih Sekdakab Widjono Soeparno sebagai pasangannya di Pilkada.

Cara ini diyakini Suyanto untuk tetap bisa menggalang dukungan aparat pemerintahan hingga tingkat desa, meski harus lengser lebih awal dari jabatannya. Senin (12/5) malam sekitar pukul 21.30 WIB,Suyanto dengan percaya diri mendatangi Kantor KPUD Kabupaten Jombang. Kedatangannya jelas, dia bermaksud mengembalikan formulir pendaftaran.

Kedatangan Suyanto itu sekaligus menjawab teka-teki siapa yang digandengnya dalam running pilkada pada 23 Juli nanti. Suyanto memastikan menggandeng Sekdakab Jombang Widjono Soeparno untuk memantapkan pencalonannya kedua kali ini. Datang bersama Widjono dan beberapa fungsionaris DPC PDIP Kabupaten Jombang, Suyanto mengembalikan formulir juga didampingi ratusan kader PDIP.

Praktis, kedatangan Suyanto dan timnya ini mengagetkan banyak kalangan yang sebelumnya memprediksi bahwa Ali Fikri-lah yang akan kembali digandeng menjadi calon wakil bupati. Tak banyak berkomentar, Suyanto memperkenalkan pasangannya di hadapan anggota KPU Kabupaten Jombang dan beberapa wartawan yang sejak awal menunggu momen ini.

”Yah,memang dalam pilkada ini,kami memilih Pak Widjono sebagai wakil saya,”kata Suyanto tanpa menyebut alasan memilih adik kandung Gubernur Jawa Timur Imam Utomo itu. Dia mengalihkan pembicaraan jika dirinya siap meninggalkan pendopo dalam minggu-minggu ini. Itu menyusul pengunduran dirinya sebagai Bupati Jombang dalam pendaftaran kemarin. ”Saya sudah mengundurkan diri sesuai dengan peraturan yang ada.Minggu depan saya meninggalkan pendopo,” ujar Suyanto.

Dia mengaku, pascalengsernya menjadi orang nomor satu di Kabupaten Jombang, DPC PDIP telah menyiapkan sekretariat khusus untuk Suyanto. Dipastikan pula, jika dalam minggu-minggu ini dia bakalan menempati ‘rumah baru’nya itu. ”Saya akan di sana,”ucapnya sembari buruburu meninggalkan Kantor KPU Kabupaten Jombang.

Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Jombang Halim Iskandar tak mau ketinggalan ikut meramaikan bursa pencalonan dalam Pilkada Jombang kali ini.Hanya, Ketua DPC PKB versi Muhaimin Iskandar itu hanya memosisikan diri sebagai calon wakil bupati. Dia menjadi pendamping Nyono Suharli yang diusung Partai Golkar. Padahal PKB merupakan partai pemenang dalam pemilu tahun 2004 lalu.

Seakan bersaing unjuk kekuatan dengan calon wakil bupati dari PKB lainnya, Ikhsan Effendi, Halim juga diantar ratusan massanya untuk mengembalikan formulir pendaftaran ke Kantor KPUD sekitar pukul 20.10 WIB. Disinggung soal ajakan Ikhsan Effendi agar PKB kubu Halim bergabung,Wakil Ketua Bidang Hukum dan Pemerintahan DPC PKB Jombang versi Muhaimin Iskandar, Solikhin Ruslie justru menantang balik.

Menurut dia, kubu Ikhsan- lah yang seharusnya bergabung dengannya. ”Jangan kami yang diajak gabung, seharusnya mereka (Ikhsan Effendi) yang bergabung dengan kami,”kata Solikhin. Ajakan balik itu menurutnya, karena PKB-nya yang sah di mata hukum.Artinya,PKB lainnya harus tunduk kepada DPC PKB di bawah pimpinan Halim Iskandar.

”Jangan salah, yang berkuasa itu bukan Dewan Syura,melainkan Dewan Tanfidz,” ujarnya menyebut Gus Dur dan Muhaimin Iskandar dalam konflik PKB yang berimbas pada PKB Jombang. Tak hanya pasangan Nyono Suharli- Halim Iskandar dan Suyanto-Widjono Soeparno saja yang berebut mengembalikan formulir pendaftaran malam hari.

Pasangan yang diusung Partai Demokrat dan beberapa partai gurem ini mendatangi Kantor KPU Kabupaten Jombang menjelang detik- detik akhir masa pendaftaran. Tepatnya sekitar pukul 23.00 WIB, puluhan kader Partai Demokrat mengantar calon mereka, Suharto, yang juga sebagai Ketua DPC PD Kabupaten Jombang. Suharto juga didampingi wakilnya,Mujib Mustain yang kini masih menjabat sebagai Rektor Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang. (tritus julan)


”Kaget Mas Yanto Pilih Sekdakab”

BEBERAPA kalangan mengaku kaget dengan ”ditinggalnya” Wakil Bupati Jombang Ali Fikri oleh Suyanto.

Pasalnya, selama memimpin Jombang selama empat tahun lebih ini, tak ada gejolak di antara keduanya. Apalagi, keduanya tampak selalu bersama- sama dalam setiap momen menjelang pilkada ini. Perasaan serupa juga dialami Ali Fikri sendiri. Dia mengaku tak mengira jika ditinggal Suyanto dalam pilkada kali ini.

Pasalnya,menurut dia, sejak awal telah ada komitmen dengan Suyanto jika dirinya bakal digandeng kembali untuk mendampingi Suyanto. ”Saya juga kaget saat detik-detik akhir, Mas Yanto (panggilan akrab Suyanto) ternyata memilih Sekdakab,’’ kata Fikri saat dihubungi SINDO sore kemarin. Namun menjelang detikdetik akhir pengambilan formulir, dia juga mengaku mulai merasa pesimistis akan kembali digandeng Ketua DPC PDIP Kabupaten Jombang itu.

Fikri mengaku kesulitan untuk kontak dengan Suyanto begitu juga dengan tim-tim Suyanto lainnya, saat memasuki tahap pengembalian formulir.” Semua ponsel mereka tak bisa dihubungi. Dari sana saya baru sadar, jika kemungkinan Mas Yanto tak akan menggandeng saya lagi,’’ tukas Ketua DPD PAN Kabupaten Jombang ini pasrah.

Mengetahui kondisi ketidakpastian posisi itu, dia segera melakukan rapat dengan beberapa fungsionaris DPD PAN Kabupaten Jombang, Senin (12/5) malam. Saat itu juga diputuskan, PAN akan mengalihkan suaranya kepada calon lain, bukan Suyanto.”Dari hasil rapat bersama Dewan Penasihat PAN, dukungan suara PAN kami limpahkan ke pasangan Nyono Suharli-Halim Iskandar malam itu juga,”tuturnya.

Namun, proses pelimpahan suara itu juga berjalan alot. Pasalnya, saat memberikan dukungan tertulis di KPUD sekitar pukul 23.45 WIB, dukungan tambahan dari PAN itu ditolak anggota KPUD. Alasannya, penambahan dukungan partai hanya bisa diberikan seusai verifikasi tahap pertama. Pemberian dukungan kepada pasangan Nyono Suharli-Halim Iskandar ini pun gagal.

Selain itu, kata dia, gagalnya pemberian dukungan kepada pasangan itu lantaran Halim Iskandar sendiri yang ”lamban” dalam merespons tambahan dukungan suara itu.”Malam itu juga,Pak Nyono kami panggil ke rumah untuk membicarakan soal ini, bersama Halim Iskandar.Namun, beberapa jam ditunggu, ternyata Halim tak juga muncul.

Akhirnya, kami mempertimbangkan kembali pemberian dukungan itu,” ujarnya sembari menyebut jika ternyata PKB Halim tak lolos verifikasi,maka suara Golkar tak akan mencapai suara yang disyaratkan untuk mengusung calon. (tritus julan)

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/jawa-timur/suyanto-depak-ali-fikri-3.html

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/jawa-timur/suyanto-depak-ali-fikri-3.html

0 komentar: