Senin, 02 Juli 2012

Kalah Ngawur
Gimun dan Gaman, dua orang dari kasta rendah asyik menikmati kopi pahit di sebuah warung reot yang tak jauh dari rumah raja. Meski masuk dalam golongan rakyat jelata, keduanya biasa menghabiskan waktu santai di warung dengan obrolan melangit. Siang itu, mereka sedang membicarakan dua raja yang bertahta di wilayahnya. Gimun memulai obrolan itu dengan melontarkan olokan kepada raja yang bekuasa di wilayah Gaman. Sedetik setelah kopi pahit ia seruput, Gimun mencemooh raja sebelah yang tak lama lalu dinobatkan. ”Rajamu itu benar-benar ngawur. Wong baru saja memimpin, sudah bikin rakyatnya sengsara,” celetuk Gimun dengan muka bersungut-sungut.
Tanpa jeda, Gimun terus mengolok. Menganggap bahwa raja baru itu tak becus memimpin anak negerinya. Terlebih saat memilih orang-orang penting di kerajaan, sang raja dianggap meminta upeti atas kedudukan yang diberikan. Lontaran Gimun selalu saja bernada kecut dan memanaskan telinga Gaman. Kuping Gaman berubah menjadi merah. Olokan Gimun terus menusuk-nusuk telinganya. Namun Gaman tak bisa berbuat banyak dan obrolan itupun seakan menjadi ajang penghakiman. Secangkir kopi milik Gaman nyaris habis. Setiap lontaran panas yang masuk di telinganya, ia redam dengan kopi pahit itu. Tetap saja Gaman tak bisa membalas cemoohan tingkat tinggi kawannya. Sementara kopi Gimun nyaris masih utuh. Ia lebih sibuk terus mengolok raja sebelah. Seperti merinci hutang-piutang, Gimun mengabsen satu per satu dosa raja baru itu kepada Giman. ”Liat saja, para hulubalang, patih dan pejabat lainnya di kerajaanmu saat ini resah. Itu karena ulah rajamu yang ngawur. Kasihan rakyat seperti kamu ini,” lontar Gimun dengan nada berapi-api. Seruputan kopi terakhir seakan tersendat di tenggorokan Giman setelah mendengar lontaran Gimun. Lagi-lagi, Giman tetap saja tak bisa membalas. Sembari meredam hati, diam-diam ia menyiapkan peluru balasan. Berharap peluru itu bisa mematikan temannya yang terus nyerocos tak karuan. Giman belum sempat menemukan peluru dahsyat. Tapi si Gimun kembali melontarkan peluru dingin, namun tetap saja panas di telinganya. Kali ini bukan mengolok lagi, tapi Gimun justru mengangkat tinggi-tinggi rajanya. ”Tak seperti rajaku. Dia sering pergi ke warung ketemu sama orang-orang kecil. Sedangkan rajamu, lebih suka meninggalkan kerajaan atau mendekam saja di istana,” sindir Gimun. Kembali Gimun menyatakan fakta baik rajanya. Dengan bangga, ia mengagumi rajanya yang tak pernah dikabarkan menyeleweng dalam setiap keputusan yang dibuat. Apalagi soal upeti. ”Memang, rajaku hanya memiliki wilayah kecil. Tapi dalam hal memimpin, dia jago. Tak ada kisruh-kisruh di istana. Rajaku juga bilang kalau rajamu itu ngawur,” ungkap Gimun dengan dada membusung. Lontaran terakhir Gimun itu bak menggambarkan jalan bagi Giman untuk menemukan senjata balasan. Sambil menepuk pundak Gimun, Giman duduk merengsek mendekat. Setengah berbisik, Giman meluncurkan senjata balasan. ”Kamu tau kenapa rajamu bilang kalau rajaku ngawur. Itu karena rajaku kalah ngawur dengan rajamu. Rajamu sendiri tak mau kalah ngawur dengan rajaku,” lontar Giman dan merasa menang. Senjata keduapun Giman luncurkan. Dia bilang, soal upeti yang diberlakukan bagi para pejabat kerajaan yang dipilih, itu sudah lama dilakukan raja Gimun. Hanya saja, itu memang tak banyak muncul di permukaan. ”Rajamu memang pinter bersembunyi dan menyembunyikan. Maklumlah, rajaku memang masih baru, masih belum pintar sembunyi,” tambah Giman. Sesaat Gimun tersadar. Seakan melempar handuk putih, ia justru merangkul Giman yang menampakkan muka kemenangan. Uang kepengan ia lemparkan ke pemilik warung. Dia pun merangkul Giman sembari berbisik. ”Berarti raja kita sama-sama ngawur. Rajaku ngawur, rajamu ngawur. Dua raja sama-sama ngawur,” kata Gimun dan berlalu. (*)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Lavaredo Ultra Trail in the Italian Dolomite [URL=http://www.northfacejacketsforsale.net/#1336]www.northfacejacketsforsale.net[/URL] and also the Extremely Trail du Mont Blanc in France of whom Lizzy Hawker bag the most important prize plus the championship trophy.Their nd tactic was to seize the opportunity of web technological innovation. With its thousands and thousands along with countless subscribers it is without a [URL=http://www.northfacejacketsforsale.net/#928]north face pro deal[/URL] that the business's on-line organizations grew to become one of several busiest sites while in the Web.