Rabu, 21 November 2007

Perkosa Murid, PNS Dituntut


Foto : SINDO/TRITUS JULAN

TERTANGKAP : Bilal (berbaju merah) terlihat lesu saat Adi, anak hasil hubungan gelapnya itu menagih janji kepadanya untuk memenuhi biaya seklah dan mengawini ibunya.

Perkosa Murid, PNS Dituntut

JOMBANG (SINDO) – Nama korps pegawai negeri sipil (PNS) Pemkab Jombang tercoreng. Pasalnya, seorang PNS diduga memperkosa siswi SMP dan lari dari tanggung jawab.
Drama terungkapnya ulah bejat Muhammad Bilal, PNS yang ada dilingkungan Dinas Pendidikan itu terungkap saat seorang pemuda mendatangi kantor Pemkab Jombang dan mencari ‘bapak gelapnya’ itu.
Adi Setiawan, pria yang berusia 17 tahun itu mengaku sebagai anak dari hasil hubungan gelap Muhammad Bilal dan Mariana, ibunya. Kepada PNS yang menjabat sebagai Kepala Unit Pelayanan Tingkat Dasar (UPTD) Pendidikan Kecamatan Bandar Kedungmuyo ini, Adi meminta pertanggungjawaban Bilal untuk memenuhi janjinya. Pasalnya, Bilal pernah berjanji akan memenuhi segala kebutuhan biaya sekolah Adi, saat diketahui Mariana mengandung bayi dari Bilal puluhan tahun silam.
Karena janji itu tak pernah dipenuhi Bilal, siang kemarin Adi nekat untuk menemui bapaknya itu. Disela-sela salah satu event pemkab, Adi langsung menemui bapaknya itu dan meminta pertanggungjawaban kepada mantan guru di SMP PGRI Kec Gudo itu. Kontan saja Bilal terhenyak, apalagi saat itu ada puluhan di lokasi acara.
Bilal pun tak bisa berkutik saat Adi dengan lantang memeinta pertanggungjawaban biaya sekolahnya dihadapan wartawan. Bilal sempat berlagak tak kenal dengan Adi. Dan saat wartawan berusaha menanyakan seputar hubungannya dengan Adi, ia mengelak jika Adi adaah anak hasil hubungan gelapnya. ’’Bukan, Adi itu bukan anak saya. Kalau tidak percaya, buktikan saja,’’ kata Bilala dengan wajah memerah.
Saat ditanya hubungan dia dengan Mariana, Bilal berdalih jika ibu Adi tersebut adalah teman biasanya. ’’Dia hanya teman biasa saja,’’ tegas Bila sembari beberapa kali menundukkan wajahnya.
Bilal pun secara tak sengaja membenarkan jika Adi adalah anaknya. Saat wartawan menanyakan tudingan perkosaan yang berbuah jabang bayi bernama Adi itu, ia mengelak. ’’Bukan perkosaan, kami melakukannya atas dasar suka-sama suka,’’ bantah bilal, sekaligus membenarkan jika Adi adaah buah hubungannya dengan Mariana. Bilal pun meninggalkan Adi dan mencoba menjauh dari pertanyaan-pertanyaan wartawan. ’’Sudah itu dulu saja, kalau dia (Adi) ingin saya menjadi bapaknya, silahkan buktikan secara hukum,’’ tegasnya sembari memasuki ruangan tempat ia diundang.
Sementara Adi sendiri mengaku, jika hubungan Bilal dengan ibunya itu berlangsung sekitar tahun 1986 lalu. Saat ibunya duduk di bangku kelas 2 SMP PGRI Gudo. ’’Saat itu ibu diperkosa pak Bilal yang menjadi gurunya. Saat diketahui ibu hamil, Bilal berjanji akan mengawini dan mencukupi segala kebutuhan anaknya itu (Adi). Namun janji Bilal itu sudah puluhan tahun tak ditepati. Bahkan, ibu dama sekali tak diberi nafkah,’’ tutur Adi.
Dikatakan dia, perjanjian damai antara Bilal dan keluarga Mariana watu itu dimanfaatkan Bilal untuk lari dari tanggungjawab. Padahal saat diketahui Mariana hamil, keluarga Mariana tak membawa masalah ini ke polisi dan Pemkab Jombang. ’’Saya tahunya jika Bilal adalah bapak saya, saat sudah dewasa. Hubungan Bilal dan ibu ini juga diketahui semua tetangga kami. Kami benar-benar dipermalukan,’’ tegas Adi.
Siswaji, ayah dari Mariana yang juga sebagai kakek Adi menuturkan, bahwa Adi adalah anak hasil perkosaan yang diakukan Bilal kepada anaknya. Diterangkan dia, Bilal sempat memindahkan sekolah Mariana ke Surabaya saat diketahui jika Mariana telah hamil. ’’Waktu itu kami nurut saja karena Bilal berjanji akan menikahi Mariana. Tapi kenyataannya, janji-janji Bilal tak pernah ditepati sampai sekarang,’’ katanya.
Ia juga menyayangkan obralan janji Bilal yang akan memenuhi segala kebutuhan sekolah anaknya itu. Menurutnya, akibat Bilal yang tak memberikan biaya sekolah pada Adi, kini terpaksa Adi harus rela meninggalkan sekolahnya. ’’Tahun lalu Adi masuk di SMEA Negeri Jombang. Tapi selang dua bulan dia berhenti karena tak ada biaya. Dan ia berkali-kali menangih janji bapaknya itu, tapi tak pernah berhasil,’’ ungkap Siswaji saat melaporkan tindakan Bilal ini ke Women Crisis Center Jombang kemarin sore.
Atas kekecewaanya terhadap Bilal ini, Siswaji mengaku telah melaporkannya ke Polsek setempat. Namun menurutnya, laporannya ini tak mendapat respon dari Polsek Gudo. ’’Saya malah disuruh untuk melaporkan kasus anak saya ini ke WCC,’’ tukas warga Desa Krembangan Pesantren Kec Gudo itu.
Mariana sendiri menurut Siswaji, kini menelan kekecewaan itu dengan menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di Singapura. Menurutnya, Mariana putus asa dengan janji-janji Bila itu. ’’Tahun 1995 lalu Bilal juga menjanjikan rumah kepada Mariana. Tapi lagi-lagi Bilal tak memenuhi janjinya itu,’’ tegas kakek yang sudah berusia lanjut ini didampingi istrinya.
Siswaji bertekad untuk membawa kasus PNS cabul ini ke wilayah hukum. Dengan bantuan WCC, ia ingin agar PNS tersebut mempertanggungjawabkan perbuatan yang dilakukannya itu. ’’Biar dia bertanggungjawab,’’ pungkasnya. (tritus julan)

0 komentar: