Sabtu, 16 Februari 2008

Kembar Siam Tak Tertolong



Minggu, 17/02/2008

JOMBANG(SINDO) – Bayi kembar siam Desa Brujel,Kec Ngoro, yang lahir di RSK Mojowarno gagal diselamatkan. Setelah lima belas menit menghirup udara, buah hati pasangan Slamet-Muarifah akhirnya meninggal dunia.

Bayi kembar laki-laki yang diberi nama Safar dan Udin ini, langsung dimakamkan setelah sekitar 1 jam berada di rumah sakit. Kematian dua bayi mungil ini pun menyisakan duka bagi keluarga.

Slamet menuturkan, sejak pukul 11.30 WIB kemarin,istrinya mulai merasakan mual dan merasa ada yang tak beres dengan kandungan yang sudah berumur tujuh bulan itu. Dia lantas mengantarkan istrinya ke rumah sakit terdekat, RSK Mojowarno.Setelah melakukan koordi-nasi dengan dokter rumah sakit,ia pun menyetujui operasi caesarterhadap Muarifah.

”Operasi dilakukan sekitar pukul 12.00 WIB.Pada pukul 13.00 WIB,operasi ini berhasil dilakukan dokter,’’ tutur pria berumur 38 tahun itu. Hatinya sempat berbunga- bunga. Dia mengaku girang dengan kondisi dua putranya yang selamat itu. Saat lahir,kedua bayi itu diketahui dalam keadaan kembar siam, dengan kondisi perut hingga dada dempet berhadap-hadapan.

Tak hanya itu, tangan dan kaki juga menyatu. Dia berharap, bayi seberat 4,2 kilogram dan panjang 40 cm tersebut bisa bertahan hidup hingga dewasa.Namun keceriaan Slamet tak bertahan lama, setelah 15 menit keluar dari rahim ibunya, sang jabang bayi tak lagi bisa bergerak.

”Hanya bertahan selama 15 menit, lalu Safar dan Udin meninggal dunia,’’ ujarnya, sembari mengaku memberi nama Safar dan Udin beberapa menit setelah keduanya meninggal dunia. Slamet hanya pasrah dengan kondisi dua anaknya yang sudah tak bernyawa itu. Tak berselang lama, dua bayinya itu langsung dibawa ke rumah duka untuk segera dimakamkan keluarga.

”Pukul 15.00 WIB kami memakamkannya. Saya pasrah saja,mungkin ini ujian bagi keluarga saya,” ungkapnya. Dia mengaku telah mengetahui sebelumnya, jika kondisi bayinya tersebut dalam kondisi kembar siam. Seminggu lalu, istrinya telah melakukan tes ultrasonografi (USG) di RSD Jombang.

”Kami sudah mengetahui sebelumnya. Saat itu kami hanya berharap, jika lahir, keduanya dalam keadaan sehat dan bisa bertahan hidup.Tapi keadaan mengatakan lain,’’ katanya sembari membersihkan sisa-sisa peralatan pemakaman anaknya. Sementara hingga sore kemarin, Muarifah, istrinya, masih tergolek lemas di ruang Dahlia RSK Mojowarno.

Dia masih terlihat shock dan belum bisa ditemui. Yohana Kartika Sari,salah satu dokter jaga di RSK Mojowarno mengatakan, kondisi bayi juga mengalami infeksi sejak dalam kandungan. ’’Memang kondisi bayi dalam keadaan infeksi,’’ kata Yohana, tanpa menyebut infeksi yang dimaksud. (tritus julan)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Berita bagus. Kajian kritisnya, kenapa hal itu bisa terjadi. Pemerintah harus bertanggung jawab.