Thursday, 12 June 2008
Bayang-bayang kengerian terbakarnya bus PO Sidomulyo terus menghantui korban selamat. Begitu hebatnya trauma itu,mereka tak mau menginjak sekolah.
SUASANA TK Dharma Wanita, Karang Diyeng,Kecamatan Kuterejo, Kabupaten Mojokerto, masih seperti kuburan.Tidak terlihat aktivitas apapun di sekolah yang terletak di samping balai desa itu.
Padahal, kemarin, semestinya aktivitas belajar kembali dimulai. Ruang kelas sudah dibuka oleh penjaga TK, tapi tak ada seorang pun di sana.Tidak berlebihan bila banyak siswa yang tak mau masuk sekolah. Mereka dilanda trauma mendalam atas musibah di jalan Dewi Sartika Kota Batu.
Seperti dialami Erika Cahyani, salah satu korban selamat. Bocah enam tahun yang dikenal periang itu kini lebih banyak murung. Dia juga lebih banyak diam di rumah.
“Hari ini dia tak mau sekolah. Katanya, takut nanti diajak rekreasi lagi,” ujar Sucilowati, ibunya, ditemui di rumahnya kemarin.Tak hanya malas sekolah, sejak kejadian yang menimpa ia dan putrinya itu, Erika kerap bermimpi buruk. Imbasnya, saat bangun tidur, Erika jadi murung.“Berkali- kali dia meronta minta tolong saat tidur dan mengigau. Mungkin masih trauma, biarlah dia tak sekolah dulu,” ungkapnya.
Tak hanya Erika yang trauma, Sucilowati juga mengaku tak enak badan sejak kejadian nahas di dalam bus itu.Badannya yang menjadi sasaran injakan penumpang lainnya,kini terasa remuk. “Saya sudah pijat, tapi tetap saja meriang (panas dingin). Sudah,jangan ngomong kejadian itu lagi,’’ pungkasnya sembari meminta wartawan untuk tak menanyakan kejadian itu lagi padanya.
Trauma serupa juga dialami siswa lainnya, Ceni Tia Anggela, 6. Ia juga memilih untuk tak mengunjungi sekolahnya hari itu. Penolakan untuk tak kembali ke bangku sekolah juga diamini ibunya, Sulastri.Alasan mogok belajar ini juga sama. Ia takut pihak sekolah kembali mengajak tur dan berbuntut maut.
“Biasanya, pagi-pagi dia sudah minta mandi dan sekolah. Hari ini (kemarin), dia minta tak sekolah. Ya, saya turuti saja,memang dia masih takut ke sekolah,”tutur Sulastri. Ia tak tahu kapan putrinya itu mau kembali ke bangku sekolah.Saat ia mencoba bertanya, putrinya menggelengkan kepala.
“Mungkin sampai traumanya hilang,”tukasnya. Ia juga memaklumi kondisi putrinya yang tak mau ke sekolah itu. Trauma parah juga dialami Achmad Aziz,6,korban selamat yang mengalami luka bakar pada bagian tangan dan pinggang kanannya. Ia sama sekali tak mau berkatakata meski ibunya, Masluchah, memintanya bercerita kepada SINDO.
Sambil terus memegangi luka-lukanya itu, sesekali anak ini merintih karena panas yang ia rasakan. Wajar bila bocah polos itu tak mau berkata-kata. Dia mengalami luka bakar serius. Bahkan,kobaran api di dalam bus membuat kepalanya gundul. Belum lagi bayangan detik- detik ketika keluar dari maut, benar-benar dirasakannya.
“Posisi saya dan Aziz berada di tengah agak belakang. Saat bus menabrak warung, saya kesulitan keluar,” tutur Masluchah. Seperti siswa lainnya,Aziz memilih tak sekolah kemarin. Selain karena luka yang dideritanya, trauma Aziz masih sering nampak.
“Berkali-kali dia minta kepada saya, agar tak mau rekreasi lagi. Saya pun demikian, meski sudah masuk SD, saya tak akan mengizinkan anak saya untuk ikut rekreasi, daripada jadi korban lagi,”ujar Masluchah.
Polisi Lepas HD
Maskuri, tersangka kecelakaan bus PO Sidomulyo untuk sementara harus mendekam sendirian di ruang tahanan Mapolres Batu.Polisi tidak menetapkan tersangka baru meski sebelumnya memeriksa intensif HD, staf Kantor Perhubungan Kota Batu yang memerintahkan bus Sidomulyo berhenti di jalan Dewi Sartika.
HD dilepas dua jam seusai penyidik mengizinkan pulang lima saksi lain yang juga pegawai kantor Perhubungan Kota Batu. Menurut Kapolres Batu AKBP Dwi Safitri, HD tidak ditetapkan sebagai tersangka karena penyidik tidak memiliki bukti yang cukup.
“Bukti untuk menetapkan HD sebagai tersangka masih belum kuat. Meski dilepas, ia nanti akan diperiksa lagi,” ujar pengganti AKBP Juansih ini. HD disebut-sebut ikut berperan dalam musibah yang menewaskan dua siswa dan satu orangtua siswa TK Dharma Wanita.
Selain menghentikan bus PO Sidomulyo,HD diduga kuat memaksa Maskuri turun dari kursinya. Seperti diketahui, begitu Maskuri turun, bus itu mundur hingga akhirnya menabrak warung dan terbakar. Beberapa rekan sejawat yang telah mengunjungi Maskuri di tahanan juga menguatkan dugaan itu.
“Maskuri bisa jadi panik karena dikejar dan diminta berhenti oleh petugas LLAJ Pemkot Batu. Artinya, salah satu penyebab musibah itu adalah petugas LLAJ itu. Harusnya dia juga ditetapkan sebagai tersangka,” ungkap Rochim,sopir bus Kencono.
Kepala DLLAJ Jatim Sudirman Lambali mengaku belum mengetahui persis posisi kasus terbakarnya bus PO Sidomulyo yang memakan tiga korban jiwa itu.”Belum ada laporan yang masuk ke meja saya soal kejadian ini,”ungkapnya. Dia menjelaskan, terkait otonomi daerah,DLLAJ Jatim kini hanya melakukan fungsi koordinatif saja. Sementara fungsi pengawasan ada di bawah wali kota,dalam hal ini Wali Kota Batu Edy Rumpoko. (tritus julan/maman adi saputro/dili eyato)
0 komentar:
Posting Komentar