Rabu, 11 Juni 2008

Sopir Bus Maut Dijadikan Tersangka



Wednesday, 11 June 2008

PERISTIRAHATAN TERAKHIR, Jenazah Agustin Nur Umamik, siswa TK Dharma Wanita, dikebumikan di pemakaman Desa Karang Diyeng kemarin.


BATU(SINDO) – Polisi telah menentukan nasib Maskuri. Sopir bus yang mengangkut siswa TK Dharma Wanita, Mojokerto,itu ditetapkan sebagai tersangka. Penetapan status sopir beralamat di RT05/RW 02, Desa Brangkal, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, itu atas dasar kelalaian hingga menyebabkan tiga orang meninggal dunia dan 11 penumpang lainnya luka-luka.

”Sopir lalai dalam menjalankan kewajibannya, yaitu menjamin keselamatan penumpang,” kata Kapolresta Batu AKBP Dwi Safitri kemarin. Menurut Safitri, Maskuri sengaja meninggalkan penumpang dengan kondisi mesin bus menyala, sedangkan dia menyadari bahwa jalan tempat bus parkir itu menanjak.

Sayangnya, Safitri tidak menjelaskan apakah pada saat kejadian Maskuri menarik rem tangan bus atau tidak. Didesak mengenai hal ini, kapolres yang tidak terlalu suka diekspos media ini tak menjawab. Safitri hanya menjelaskan bahwa polisi kini fokus memeriksa HD, anggota Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) Kota Batu.

HD diketahui sebagai pihak yang menghentikan bus yang dikendarai Maskuri di Jalan Dewi Sartika,dekat pasar buah Kota Batu. Apakah HD ini juga akan berstatus tersangka? Safitri lagi-lagi tidak memberi jawaban jelas. Perwira menengah ini berdalih, penyidik masih melakukan pemeriksaan.

”Hanya, lima saksi lain dari DLLAJ sudah diserahkan ke Kepala Kantor Perhubungan Kota Batu dan diperbolehkan pulang. Namun, mereka wajib lapor ke Polresta Batu setiap Senin dan Kamis,” tuturnya. Mengenai dugaan tidak laiknya bus, Safitri belum berani menyimpulkan.

Dia mengaku masih menunggu hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) yang dilakukan petugas Laboratorium Forensik Mabes Polri cabang Surabaya. Kendati begitu, dia memastikan bahwa surat-surat bus pariwisata nahas itu tanpa cacat alias lengkap. ”Saat ini Polresta Batu berusaha membantu keluarga korban agar santunan dari PT Jasa Raharja bisa cepat keluar. Sesuaiketentuan, korban meninggal dunia dan korban luka berat hingga menyebabkan salah satu anggota bandannya hilang mendapatkan santunan Rp25 juta,”ujarnya.

Sementara korban yang luka ringan akan mendapatkan santunan Rp10 juta. Sementara itu, empat korban luka musibah kecelakaan bus pariwisata PO Sidomulyo (bukan Kharisma seperti tertulis lalu) masih dirawat di Rumah Sakit (RS) Baptis, Kota Batu. Mereka itu antara lain, Sulistiyowati, 42; Ari Wicaksono, 6; Farida; dan Ardin Burharnudin, anak dari almarhum Sujiyati . Ardin sebelumnya sempat dikabarkan meninggal dunia.

”Sekitar pukul 10.25 WIB, kondisi kesehatannya memang drop. Dia juga sempat kejangkejang. Namun setelah mendapatkan perawatan, kondisi pasien membaik,” ujar Humas RS Baptis Eko Wahyudiono.

Api dari Kompor

Hasil sementara olah TKP yang dilakukan tim Labfor Mabes Polri cabang Surabaya, api yang membakar seluruh badan bus bukan berasal dari dalam bus, melainkan dari luar. Dugaan sementara api berasal dari kompor minyak tanah di warung nasi Songo.

” Untuk kebenaran data itu, kita masih melakukan pengecekan di lapangan. Salah satunya, kita akan mengambil salah satu bagian bus untuk kita uji laboratorium di Surabaya,” kata Ketua Tim Labfor Polri Cabang Surabaya AKBP Didik Subiyantoro di TKP kemarin. Setelah memeriksa bodi bus yang gosong, tim labforlantas mengumpulkan empat kompor minyak tanah dalam kondisi sudah hangus.

”Dari hasil penelitian dan uji laboratorium itulah baru bisa kita simpulkan apakah bus ini laik jalan atau tidak,”ujar Didik. Seperti diketahui, rencana pariwisata TK Dharma Wanita, Desa Karang Diyeng, Mojokerto, berubah menjadi jerit tangis. Dua siswa TK itu dan seorang orangtua siswa meninggal setelah bus itu terbakar hebat.

Awalmulapetaka terjadi ketika bus itu dihentikan petugas DLLAJ di Jalan Dewi Sartika, dekat pasarbuahKotaBatu. Petugasitu berniat mengecek surat-surat kelengkapan kendaraan. Diduga kuat, sopir tidak menarik rem tangan sehingga bus yang terparkir di jalan menanjak itu melaju mundur.

Laju bus yang tak terkendali itulah awal terjadinya tragedi. Seperti diketahui, bus kemudian menghantam warung milik warga. Celakanya, di dalam warung terdapat kompor menyala yang langsung berkobar besar ketika tertabrak. Bagian belakang bus terbakar hebat dan akhirnya membakar seluruh bagian bus.

Korban Tewas Dimakamkan

Sejak dini hari kemarin, suasana duka masih menghinggapi warga Desa Karang Diyeng, Kecamatan Kutorejo, Mojokerto. Warga hampir tak berpikir untuk sekedar memejamkan mata. Mereka larut membantu pemakaman warga desa yang tewas dalam tragedi maut bus PO Sidomulyo itu.

Kepiluan kembali pecah ketika jenazah Husni Mubarroq diberangkatkan dari rumah duka pada Senin (9/6) sekitar pukul 22.00 WIB. Tangisan warga kembali tumpah mengiringi kepergian Husni menuju peristirahatan terakhirnya di pemakaman umum desa setempat. Ungkapan sesal bertubitubi keluar dari mulut warga yang menyaksikan pemakaman itu.

Tak jarang warga memaki kejadian yang merenggut nyawa dua anak dan satu ibu ini. Apalagi menurut mereka, dua siswa TK yang meninggal itu masih memiliki masa depan panjang dan belum cukup puas menikmati indahnya kehidupan. Pemakaman Husni telah selesai, tapi bukan berarti selesai pula suasana berkabung di desa itu.

Mereka masih resah menunggu dua jenazah korban kebakaran bus lainnya, yakni Agustin Nur Umamik, 6,dan Sujiyati, 32. Tepat pukul 00.00 WIB, warga kembali terbangun dari tempat duduknya saat dua mobil ambulans meraung menuju kampung yang senyap itu. Tanpa dikomandoi, dua mobil ambulans itu langsung menuju rumah duka masing-masing, di gang desa yang berbeda.

Jeritan ibu-ibu yang masih belum tidur mengiringi perjalanan jenazah menuju rumah duka.Bahkan jeritan keras ini sempat membangunkan warga lainnya yang mulai lelah dan berbaring di tempat tidur mereka. Suasana hirukpikuk terjadi di dua rumah duka. Seperti malam sebelumnya, dua rumah duka ini kembali diserbu ratusan warga yang ingin menyaksikan wajah terakhir korban.

Sekitar pukul 06.00 WIB, jalanan desa tampak ramai. Sejumlah pemuda mulai memasang tanda berduka di setiap pintu gang rumah korban. Persiapan pemakaman pun dilakukan. Sayangnya, proses pemakaman itu sempat tersendat lantaran beberapa pejabat Pemkab Kabupaten Mojokerto yang menyatakan akan mengiringi jenazah ke kubur tak kunjung tiba. Dua jenazah terpaksa tertahan di rumah duka dalam waktu cukup lama.

Karena penantian kedatangan pejabat tak juga menemui kejelasan, warga memutuskan memberangkatkan jenazah Sujiyati pada pukul 10.00 WIB. Untuk melepas kepergian istri tercintanya, Muhammad Munir sempat mencium keranda mayat. Namun, pria yang memiliki usaha jual jamu ini tak kuasa untuk terus mendekat.

Dia lantas beringsut, masuk rumah dan meraung. Di pemakaman, jenazah ibu yang semasa hidupnya berjilbab ini pelan-pelan dimasukkan ke liang lahat.Keharuan kembali melingkup. (maman adi saputro/ tritus julan)

Santun, Jadi Idola Tiap Tur

SIAPA Maskuri? Benarkah sopir bus PO Sidomulyo (bukan bus Kharisma seperti tertulis kemarin) yang terbakar di Kota Batu itu kerap ugalugalan di jalanan?

Jika pertanyaan itu dialamatkan kepada tetangganya di Desa Windu Rejo, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto (domisilinya sekarang), jawabannya salah besar. Maskuri dikenal sebagai sopir yang sangat berhati-hati dalam mengemudikan bus.

Dia juga tidak pernah punya reputasi sebagai sopir yang mengabaikan keselamatan penumpangnya. Karena citranya yang positif itulah dia selalu menjadi sopir idola dalam setiap tur yang menggunakan jasa busnya.

”Semua suka dengan cara Maskuri mengemudikan bus.Selain halus, dia juga sangat hati-hati,”tutur Rajak, tetangga Maskuri.” Saking baiknya kata Rajak, beberapa sekolah yang akan tur pariwisata bahkan menolak jika bus yang akan mereka tumpangi tak dikemudikan Maskuri. Lantaran pelanggannya banyak, Maskuri mampu membeli bus sejak keluar dari PO Surya Indah, tempat kerjanya.

”Karena terus laris, dia memiliki dua bus.Satu bus besar dan satunya bus mini yang diparkir di depan rumahnya itu,’’ tuturnya sembari menunjuk rumah Maskuri, tak jauh dari tempatnya duduk. Rajak melanjutkan,bisnis yang ditekuni Maskuri itu telah dijalaninya selama puluhan tahun.

Selama itu pula Maskuri hampir tidak pernah mendapat komplain para pelanggannya karena memang dia memiliki sikap akomodatif.’’ Kalau ada penumpang yang mau salat dan meminta berhenti, dia menuruti. Begitu juga jika penumpang minta berhenti di manapun, dia selalu menuruti dan tak pernah menolak,’’ katanya.

Rajak sangat menyayangkan kejadian yang menimpa kawannya itu. Apalagi, berdasarkan cerita anggota keluarga Maskuri, terbakarnya bus itu diduga kuat bukan kesalahan mutlak sopir ramah itu.

’’Saat dicegat petugas DLLAJ, hanya kernetnya yang turun untuk memberikan amplop. Namun, petugas tadi tetap memaksa dia turun dari bus,” kata Rajak mengutip cerita salah satu keluarga Maskuri. Karena itu, dia tak yakin bahwa Maskuri adalah penyebab utama kejadian yang menewaskan dua bocah TK Dharma Wanita, Desa Karang Diyeng.

”Bus dipaksa berhenti di jalanan yang menanjak tajam. Ini jelas menyulitkan semua sopir. Mungkin Maskuri panik saat petugas memanggilnya,’’ ujar Rajak membela. Sementara itu, rumah Maskuri tampak kosong. Di halaman rumahnya bertengger satu bus mini pariwisata yang sering digunakan untuk melayani pelanggannya.Dua kerabat Maskuri yang rumahnya bersebelahan enggan memberikan komentar.

Bahkan salah satu perempuan yang ditemui mengelak jika bus yang berada di samping rumahnya itu milik Maskuri.’’ Ini bukan PO Santoso,’’ jawab perempuan ini ketus dan terus ngeloyor masuk rumah. Pada bagian lain, tragedi kecelakaan bus maut PO Sidomulyo ikut memantik empati Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Mojokerto Suwandi.

Kemarin, Suwandi mendatangi rumah tiga korban. Didampingi Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Mojokerto Affandi Abdul Hadi, Suwandi memberikan bantuan kepada sejumlah warga yang menjadi korban kebakaran bus ini. Suwandi memberikan santunan sebesar Rp1 juta per orang kepada korban meninggal, ditambah uang transpor sebesar Rp1,5 juta. ”Semua biaya pengobatan rumah sakit ditanggung Pemkab Mojokerto,’’ kata Suwandi. (tritus julan)

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/jawa-timur/sopir-bus-maut-dijadikan-tersangka.html

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/jawa-timur/santun-jadi-idola-tiap-tur-3.html

0 komentar: