Jumat, 06 Maret 2009

Banjir Mojokerto Meluas


MOJOKERTO (SINDO) – Banjir terus menerjang wilayah Mojokerto. Bahkan kemarin, banjir meluas hingga masuk wilayah kota.
Banjir yang disebabkan hujan deras selama enam jam, Kamis (05/03) malam itu merendam tujuh kecamatan di wilayah Kabupaten Mojokerto dan dua kecamatan di wilayah Kota Mojokerto. Ribuan rumah warga terendam banjir, bahkan keringgian air maksimal mencapai 1 meter lebih.
Di wilayah Kabupaten Mojokerto, banjir menerjang 18 desa di tujuh kecamatan. Tujuh kecamatan itu diantaranya, Kecamatan Mojosari, Bangsal, Mojoanyar, Sooko, Trowulan, Ngoro, dan Dawarblandong. Semenetara di Kota Mojokerto, banjir menerjang dua kecamatan yakini Kecamatan Magersari dan Prajurit Kulon.
Banjir terparah terjadi di Dusun Gembongan, Desa Jotangan Kabupaten Mojosari. Di desa yang sudah tiga hari terendam banjir ini, ketinggian air mencapai 1 meter lebih. Ratusan rumah dan puluhan hektare tanaman padi siap panen terendam air. Warga memilih meninggalkan rumah mereka lantaran kondisi air yang sulit surut.
Sejak pukul 01.00 dini hari kemarin, warga di Dusun Gembongan mulai meninggalkan rumah mereka dengan menggunakan perahu darurat yang terbuat dari batang pohon pisang. Hingga siang, warga masih sibuk mengevakuasi para manula, anak-anak dan hewan piaraan keluar dari kampung dan menuju tempat penampungan korban di balai desa setempat.
Lantaran banyaknya warga yang mengungsi, kampung ini nyaris tanpa penghuni. Warga memilih tinggal di kerabat dan camp pengungsi dua tenda dan kantor balai desa. Di kampung ini, warga sudah mulai diserang penyakit kulit dan diare lantaran banjir yang terus menerus menerjang kampungnya.
Tingginya banjir di wilayah ini lantaran jebolnya tanggul di Kali Tekuk dan Ngrayung di Desa Salen Kecamatan Bangsal. Selain iru, beberapa titik tanggul di Kali Sadar yang melintas di sebelah desa juga jebol. ”Kemarin siang (Kamis), air masih setinggi lulut. Lalu ada tanggul yang jebol lagi dan membuat ketinggian air terus bertambah,” tutur Yoko, salah satu pemuda setempat yang ikut mengevakuasi warga sejak dini hari.
Banyaknya pengungsi memaksa Dinas Sosial (Dinsos) setempat untuk mendirikan dua tenda darurat di jalan masuk kampung, yang berbatasan dengan areal persawahan. Selain itu, posko kesehatan juga tampak dijejali warga yang mulai merasakan sakit akibat banjir.
Di lokasi lain di Kecamatan Sooko, ratusan rumah warga juga terendam banjir setinggi 75 sentimeter. Dua sekolah dasar, SDN Tempuran I dan II, terpaksa diliburkan lantaran kondisi gedung sekolah yang terendam air setinggi lutut orang dewasa. Pelayanan di balai desa juga lumpuh lantaran kantor yang juga tak luput dari rendaman air.
Di Desa Salen, Kecamatan Bangsal, banjir juga merendam ratusan rumah warga dan melumpuhkan aktivitas belajar mengajar di sekolah dasar setempat. Warga yang seakan bosan dengan banjir itu, memilih untuk tetap tinggal di rumah masing-masing, kendati ketinggian air yang masuk ke dalam rumah mencapai tinggi lutut.
Wakil Bupati Mojokerto, Wahyudi Iswanto, mengungkapkan, pihaknya masih melakukan koordinasi dengan Provinsi Jawa Timur untuk membenahi sejumlah tanggul sungai yang jebol. Pasalnya, rata-rata di lokasi yang banjir, merupakan daerah pinggiran sungai yang langganan banjir. ”Karena ada beberapa infrastruktur yang merupakan wewenang pusat. Kami masih koordinasikan,” terang Wahyudi Iswanto.
Dia mengaku, sementara ini pihaknya masih belum bisa melakukan perbaikan infrastukur, mengingat kondisi cuaca yang masih sering hujan. ”Sementara ini kita memberikan bantuan kepada para korban banjir. Baik sembako, maupun peralatan lain,” katanya.
Di Kota Mojokerto, banjir terjadi sejak pukul 22.00 WIB. Air menggenangi jalan-jalan utama hingga ketinggian lulut orang dewasa. Beberapa kelurahan terendam air, dan memaksa warga untuk menutup sementara pintu masuk gang. Namun, pagi kemarin, air mulai surut dan aktivitas lalu-lintas berangsur normal.
Banjir juga menerjang Jombang. Sedikitnya 15 desa di tiga kecamatan terendam air. Tiga Kecamatan itu diantaranya, Kecamatan Sumobito, Mojoagung dan Sumobito. Ketinggian air bervariasi, mulai dari 50 sentimeter hingga 1 meter lebih. Selain ratusan rumah terendam, ratusan hektare tanaman padi juga terancam gagal panen. (tritus julan)

0 komentar: